Math: Pembulatan dan Penaksiran - 43sdmuda

Latest

Virtual Based Learning

Ayo Belajar, Untuk Masa Depan

Senin, 28 September 2020

Math: Pembulatan dan Penaksiran


Dalam kehidupan sehari-hari kita memang sering melakukan pembulatan dan juga penaksiran. Seperti misalnya saat mengira-ngira harga dari sebuah barang atau bisa juga mengira-ngira hasil dari pembagian suatu bilangan. Proses mengira-ngira inilah yang disebut dengan penafsiran dalam ilmu matematika.

Sementara itu, dalam matematika sendiri penaksiran angka biasa digunakan untuk mencari nilai terdekat dari suatu bilangan dalam operasi hitung supaya lebih mudah untuk dihitung. Penaksiran bisa dilakukan dengan melalui pembulatan angka. Maka dari itu, sebelum melakukan penafsiran Anda harus memahami terlebih dahulu mengenai konsep pembulatan. Untuk lebih jelasnya mari simak pembahasan selengkapnya berikut ini.

Pembulatan

Pada dasarnya pembulatan dan penaksiran mempunyai pengertian yang hampir sama dan saling berkaitan. Seperti yang sudah kami jelaskan diatas bahwa penaksiran dilakukan khusus untuk mencari nilai terdekat dari sebuah hasil operasi hitung. Sementara pembulatan adalah cara yang dilakukan untuk bisa memperoleh nilai hasil operasi hitung tersebut.

Konsep pembulatan adalah mencari bilangan lain yang mempunyai nilai terdekat dari sebuah bilangan yang telah dikehendaki. Adapun ketentuan pembulatan adalah sebagai berikut:

  • Untuk angka di bawah 5 harus dibulatkan ke bawah,
  • Untuk angka di atas atau sama dengan 5 harus dibulatkan ke atas.

Sampai disini apakah Anda sudah paham? Jika misalnya Anda masih bingung dalam memahami pengertian pembulatan ini maka simak contoh berikut ini.

1. Diketahui sebuah bilangan adalah 52 dan Anda menginginkan pembulatan bilangan tersebut menjadi puluhan, maka sudah pasti hasil pembulatannya adalah 50 karena mempunyai nilai yang paling dekat dengan 52.

contoh pembulatan

2. Diketahui suatu bilangan adalah 78 dan Anda menginginkan pembulatan bilangan tersebut menjadi puluhan, maka sudah pasti hasil pembulatannya adalah 80 karena mempunyai nilai yang paling dekat dengan 78.

contoh pembulatan

Lalu bagaimana dengan angka 65? Angka 65 ini mempunyai nilai yang paling dekat dengan dengan 60 dan 70. Diatas sudah kami jelaskan mengenai ketentuan pembulatan. Jadi untuk angka 65 ini harus dibulatkan keatas menjadi 80.



Jenis-Jenis Pembulatan

Selanjutnya kami akan menjelaskan mengenai bagaimana cara melakukan pembulatan bilangan pada nilai tertentu yang telah mendekati nilai itu sendiri. Misalnya saja seperti satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya. Namun sebelum membahas jenis-jenis pembulatan, kami akan menjelaskan aturannya terlebih dahulu. Jika diatas kami jelaskan mengenai ketentuan pembulatan, sekarang kami akan membahas mengenai aturan-aturan dari semua jenis pembulatan. Silahkan perhatikan gambar dibawah ini!


  1. Membulatkan Bilangan ke dalam Satuan Terdekat

Membulatkan bilangan ke dalam satuan terdekat dilakukan jika bilangan tersebut memiliki bilangan desimal (angka di belakang koma) baik itu satu angka ataupun lebih.

Membulatkan Bilangan ke dalam Satuan Terdekat

  1. Membulatkan Bilangan ke dalam Puluhan Terdekat

Cara melakukan pembulatan bilangan ke dalam puluhan terdekat adalah dengan cara dihilangkan jika misalnya nilai bilangan satuannya ada di bawah 5 (4, 3, 2, 1) dan harus menarik angka puluhan di atasnya jika bilangan satuan tersebut memiliki nilai 5 atau lebih (5, 6, 7, 8, dan 9).

Membulatkan Bilangan ke dalam Puluhan Terdekat

  1. Membulatkan Bilangan ke dalam Ratusan Terdekat

Cara melakukan pembulatan bilangan ke dalam ratusan terdekat adalah dengan cara dihilangkan jika nilai bilangan puluhan yang ada di bilangan tersebut di bawah 50 (40, 30, 20, 10) dan harus menarik pada angka ratusan di atasnya jika bilangan puluhan tersebut memiliki nilai 50 atau lebih (50, 60, 70, 80, dan 90).

Membulatkan Bilangan ke dalam Ratusan Terdekat

Contoh diatas adalah pembulatan bilangan pada ratusan terdekat. Lalu apa yang bisa Anda simpulkan dari contoh-contoh pembulatan diatas? Mari langsung saja simak kesimpulannya berikut.

  • Untuk bisa menjawab soal pembulatan maka Anda harus memperhatikan terlebih dahulu perintahnya. Perhatikan apakah Anda diminta untuk melakukan pembulatan satuan, pembulatan puluhan, pembulatan bilngan ratusan atau bahkan ada pembuatan bilangan ribuat dan begitu seterusnya.
  • Bilangan 5 sampai dengan 9 bisa dibilatkan ke atas dan untuk bilangan 1 sampai dengan 4 harus dibulatkan ke bawah.

Nah, kita sudah mempelajari mengenai pembulatan bilangan, baik itu ke dalam satuan terdekat, puluhan terdekat, sampai dengan ratusan terdekat. Pembulatan dan penaksiran memang sangat erat hubungannya, karena kita bisa melakukan penaksiran hasil operasi hitung tanpa pembulatan setiap suku ataupun hasil operasi hitung tersebut. Dalam melakukan penaksiran hasil operasi hitung bilangan bulat, ada beberapa jenis taksiran yang dapat digunakan. Beberapa jenis taksiran tersebut adalah taksiran rendah, taksiran tinggi, dan juga taksiran sedang.

Penaksiran

Penaksiran hasil hitung dapat diartikan memperkirakan hasil hitung, dengan menerapkan prinsip pembulatan. Caranya adalah dengan melakukan pembulatan terlebih dahulu pada bilangannya, lalu bisa langsung dioperasikan (dikurang, ditambah, dikali, dan dibagi). Untuk pembulatannya juga harus disesuaikan, misalnya saja jika bilang tersebut merupakan puluhan maka untuk pembulatannya juga harus ke puluhan terdekat. Berikut ini adalah jenis-jenis taksiran yang perlu Anda ketahui:

  1. Taksiran Rendah

Cara menaksir hasil operasi hitung dengan menggunakan taksiran rendah adalah dengan membulatkan suku-suku dalam operasi hitung ke dalam pembulatan tertentu yang terdapat di bawahnya, baik itu ke dalam puluhan, ratusan atau bahkan ribuan.

Contoh taksiran rendah:

Contoh taksiran rendah

  1. Taksiran Tinggi

Menaksir hasil operasi hitung dengan menggunakan jenis taksiran tinggi adalah dengan membulatkan suku-suku dalam operasi hitung ke dalam pembulatan tertentu yang terdapat di atasnya, baik itu ke dalam puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan.

Contoh taksiran tinggi:

Contoh taksiran tinggi

  1. Taksiran Sedang

Taksiran sedang adalah salah satu jenis taksiran yang paling sering digunakan. Hal ini karena hasil taksiran sedang hampir mendekati hasil yang sebenarnya. Cara menaksir hasil operasi hitung dengan menggunakan taksiran sedang adalah dengan membulatkan semua suku dalam operasi hitung ke dalam pembulatan tertentu yang terdekat ada di bawah atau di atasnya, baik itu ke dalam puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan.

Contoh taksiran sedang:

Contoh taksiran sedang


Mengisi Presensi Kehadiran dengan cara KLIK PRESENSI
Mengisi Buku Sholat Online (BSO) dengan cara KLIK INI

Soal latihan via aplikasi thatquiz